gambar

Jumat, 23 Maret 2012

Something About Ogoh-Ogoh


  Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu DharmaBhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Parade Ogoh Ogoh Sendiri  merupakan bagian dari acara Tawur Agung Kesanga, yang diadakan dalam rangka merayakan hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1934, yang jatuh pada 23 Maret 2012.
  Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan; biasanya dalam wujud Rakshasa.

  Selain wujud Rakshasa, Ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk yang hidup di MayapadaSyurga dan Naraka, seperti:naga, gajahgarudaWidyadari, bahkan dewa. Dalam perkembangannya, ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama bahkan penjahat. Terkait hal ini, ada pula yang berbau politik atau SARA walaupun sebetulnya hal ini menyimpang dari prinsip dasar Ogoh-ogoh. Contohnya Ogoh-ogoh yang menggambarkan seorang teroris.
  Dalam fungsi utamanya, Ogoh-ogoh sebagai representasi Bhuta Kala, dibuat menjelang Hari Nyepi dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum Hari Nyepi.
Menurut para cendekiawan dan praktisi Hindu Dharma, proses ini melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dashyat. Kekuatan tersebut meliputi kekuatan Bhuana Agung(alam raya) dan Bhuana Alit (diri manusia). Dalam pandangan Tattwa (filsafat), kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia dan seluruh dunia menuju kebahagiaan atau kehancuran. Semua ini tergantung pada niat luhur manusia, sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia.

Ini beberapa Ogoh-ogoh yg sempat tertangkap kamera Ponsel sang owner blog :


 





TUJUAN DAN MANFAAT

  Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai adalah : pertama, menyediakan ruang publik yang dapat mendorong kreatifitas generasi muda yang terhimpun dalam wadah Seka Truna Truni (STT) untuk menyalurkan eskpresi seninya; kedua, merayakan pergantian tahun Caka dan menyambut Tahun Baru Caka 1934 secara tertib dengan semangat kebersamaan; ketiga, menjadikan tradisi Ogoh-Ogoh sebagai salah satu ikon budaya ; keempat, menjadikan tradisi Ogoh-Ogoh sebagai wujud aktifitas kreatif yang dapat memberikan nilai tambah secara ekonomis; dan kelima, meningkatkan kualitas penyelenggaraan lomba Ogoh-Ogoh sebagai atraksi wisata sekaligus menunjang program pemerintah di dalam meningkatkan omset kepariwisataan di Kota mataram

  Makna dari ogoh-ogoh adalah patung yang melambangkan Buta Kala diharapkan dapat menetralisir roh-roh jahat yang menguasai alam manusia antara kebaikan dan keburukan yang biasa juga disebut dengan "Balance of the World".
  Prosesi Ogoh-Ogoh merupakan serangkaian dengan upacara Tawur Kesanga adalah sebuah ekspresi kreatif masyarakat Hindu Bali di dalam memaknai perayaan pergantian Tahun Caka. Masyarakat menciptakan Ogoh-Ogoh Bhutakala  sebagai perlambang sifat-sifat negatif yang harus dilebur agar tidak mengganggu kehidupan manusia. Ogoh-Ogoh Bhutakala yang diciptakan kemudian dihaturkan sesaji “natab caru pabiakalan” sebuah ritual yang bermakna “nyomia”, mengembalikan sifat-sifat Bhutakala ke asalnya.

  Ritual tersebut dilanjutkan dengan prosesi Ogoh-Ogoh, seluruh lapisan masyarakat bersama-sama mengusung Ogoh-Ogoh mengelilingi jalan-jalan desa/Kota dan mengitari catus pata sebagai simbol siklus sakral perputaran waktu menuju ke pergantian tahun Caka yang baru. Setelah ritual dan prosesi Ngerupuk tersebut Ogoh-Ogoh Bhutakala itupun “di-prelina”, mengembalikan ke asalnya dengan dilebur atau dibakar.
  Terkait dengan upacara Tawur Kesanga dan ritual Ngerupuk tersebut, prosesi Ogoh-Ogoh mengandung dua makna yaitu :
1. mengekspresikan nilai-nilai religius dan ruang-waktu sakral berdasarkan sastra-sastra agama,
2. merupakan karya kreatif yang disalurkan melalui ekspresi keindahan dan kebersamaan.
 Namun di balik kesan yg meriah,Parade Ogoh ogoh memiliki beberapa kekurangan serta kelebihan misalnya:
1.Jalanan yg biasa di adakannya Parade sekali setahun ini akan menjadi jalanan yg di penuhi sampah,tetapi hal itu tak berjalan lama.Setelah acara ini selesai jalanan akan di bersihkan secara seksama oleh pekerja umum.
2.Peserta Ogoh ogoh yg ratusan jumlahnya akan memenuhi jalanan protokol tsb sekitar hampir 3-4 jam demi menunggu di mulainya acara ini&mempertunjukkan kreasi ogoh-ogoh mereka di depan panitia .Hal itu sangat Membosankan apalagi di tambah Panasnya Cuaca saat Siang Hari yg bisa Membakar Kulit (Menurut Pengalaman saya selama ini).Tetapi Kelelahan serta Kepenatan itu terbayar dengan mengarak ogoh-ogoh itu bersama kawan kawan.
3.Semua masyarakat bahkan wisatawan asing & Domestik Tumpah ruah ke jalan protokol untuk menyaksikkan parade sekali setahun ini.Acara ini selalu menarik minat penonton,Ini terlihat dr ramainya masyarakat yg hadir tuk menyaksikkan.Hal ini bisa di jadikan Promosi Wisata Tuk menarik minat berkunjung wisatawan asing demi kemajuan di bidang wisata daerah Mataram khususnya.

  Arak-arakan ogoh-ogoh sering diperlombakan antar banjar. Pada Hari Raya Nyepi semua kegiatan masyarakat Bali yang ada di Lombok ditiadakan. Mereka tidak diperbolehkan bepergian, bekerja, membaca, menyalakan lampu, memasak dll. Hal ini dilakukan dari jam 6 pagi tanggal 23 Maret 2012 sampai jam 6 pagi hari berikutnya (tanggal 24 Maret 2012).
Selamat Tahun Baru Caka 1934.


Ref : Wikipedia Indonesia

Kamis, 08 Maret 2012

S.I.D Menganggap OSD & LadyRose Sbg 'perpanjangan lidah'


Sebagai sebuah band, Superman is Dead (SID) memiliki penggemar tersendiri. Bahkan, penggemar mereka tidak hanya sebatas di daerah asalnya, Bali. Namun, tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Fans mereka biasa dipanggil 'Outsiders' bagi penggemar pria, dan 'Lady Rose' untuk fans perempuan.
Superman is Dead
(Eka Rock,Bobby Kool, & JRX)
Nah, band berisikan Bobby Kool, Eka Rock dan JRX ini menganggap mereka sebagai penyemangat dan 'perpanjangan lidah'.

"Kalau Presiden penyambung lidah rakyat, fans SID adalah perpanjangan lidah kita," ujar salah satu personil SID, Eka Rock. Dengan begitu, kata Eka, fans membuktikan sebuah band ada. Sebuah band pun harus bertanggung jawab terhadap apa yang dinyanyikan serta dilakukan.

Band harus memberi contoh baik kepada para fansnya. SID pun membuat kegiatan-kegiatan bermanfaat bagi lingkungan sekitar dengan mengikutsertakan fansnya. Mereka melakukan aksi bersih-bersih pantai di Pulau Dewata sebulan sekali.
'Senjata' dari Superman is Dead
Tak hanya fans di daerah tersebut yang menjalankannya. Fans dari tempat lain juga mengikuti jejak mereka. Mereka membersihkan lingkungan dari sampah plastik. Agenda pembersihan tergantung dari wilayah masing-masing.
"Daerah lain punya agenda tersendiri, selain itu mereka sering ke panti-panti asuhan," terang Eka. Disamping peduli terhadap lingkungan, SID juga selalu mengumandangkan 'save orang utan' dan pluralisme.

Sabtu, 03 Maret 2012

SID Kemas Lagu-lagu Terbaik dalam Piringan Hitam


   Band punk asal Bali, Superman Is Dead (SID), yang terdiri dari trio Bobby Kool (vokal dan gitar), Eka Rock (bas dan vokal latar), dan Jerinx atau JRX (drum), tak pernah kehabisan ide untuk menuangkan karya musik mereka. Sebuah album the best yang dikemas dalam piringan hitam alias vinyl akan dirilis pada Maret 2012 oleh SID sebagai proyek musik terkini mereka. Menurut JRX, sejak lama SID sudah terobsesi untuk mengemas album mereka ke dalam vinyl.

"Obsesi kami merilis ini adalah untuk mendokumentasikan karya kami dari tahun 1995 (sebelum menjadi album). Jadi, pendokumentasian karya kami lewat album ini," jelas JRX dalam jumpa pers di kantor label rekaman Sony Music Entertainment Indonesia, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/2/2012).

   Album 1997-2009 SID tersebut diklaim oleh JRX sebagai proyek idealis yang pantas dikoleksi. "Sekarang vinyl itu jarang banget dan susah didapat di toko. Ini buat koleksi saja, soalnya belum tentu pada punya player-nya. Jadi, ini buat koleksi Outsiders (para penyuka musik SID)," kata Bobby.

   Kesan klasik dan elegan begitu terasa pada kemasan itu. SID sengaja memajang foto Jalan Poppies, Kuta Bali, pada 1977 sebagai sampul depannya, sementara sampul belakangnya menampilkan foto Jalan Poppies masa kini, tempat SID bermarkas. Ketika sampul album dibuka, foto Bobby, Eka, dan JRX akan muncul dalam bentuk kreasi foto pop up. "Karena kami sadar proyek seperti ini sangat idealis dan chance-nya sangat kecil, jadi kami benar-benar mengonsepnya. Untuk pop up ini, ide sebenarnya buat nakutin anak kecil," jelas JRX dengan canda. "Kalau enggak punya player-nya, ya ini (pop up) bisa jadi hiburan," timpal Bobby, juga dengan canda. "Kami sengaja searching di Google dan ternyata belum ada yang seperti ini (album dengan kreasi foto pop up)," sambung JRX.

   Bukan kreasi foto pop up saja yang memberi kesan klasik dan elegan. SID juga kemasan tersebut dengan foto-foto yang merekam jejak perjalanan karier bermusik mereka sejak 1997. "Ini ada foto dari zaman kami main di bale banjar. Ini semacam acara tahun baruan di kampung, terus ada back ground kain-kain Bali. Ada juga foto Bobby lagi main bulu tangkis, ada foto teman-teman yang memandu SID dari awal," papar JRX.



   Membedah materi album vinyl 1997-2009, yang diproduksi di Belanda, juga tak kalah serunya. Delapan lagu terbaik SID menjadi penghuni album tersebut. "Karena keterbatasan durasi, kami hanya bisa memasukkan delapan lagu. Ini lebih stres daripada memilih baju, karena kami punya banyak lagu. Tapi, delapan lagu ini mewakili SID secara keseluruhan," jelas JRX lagi.

   Menariknya, "Old World" dan "Get In Touch", dua lagu lama SID dari era 1997, yang nyaris belum pernah didengar, sengaja mereka sertakan. "Di sini, ada dari lagu pertama sampai akhir, bisa didengar bagaimana kami dulu enggak mengerti rekaman dan benar-benar berantakan. Bahkan,master-nya pun sudah hilang, albumnya saya sendiri enggak punya lagi, karena dulu filing kurang rapi. Akhirnya, kami rekaman mastering lagu-lagu itu lagi dengan cara yang sama seperti kami lakukan dulu, tapi kami garap serius sampai seperti hasil yang sekarang," terang Bobby.

   Sebuah lagu masterpiece SID tetap menjadi kuncian album 1997-2009. "Kalau dari saya, sebenarnya SID lebih ke 'Kuta Rock City' sebagai masterpiece, walaupun banyak lagu lainnya," ujar Eka. "Ya, setuju," timpal Bobby dan JRX bersamaan.

   Diberi harga Rp 350.000 per album, SID membidik dua pasar potensial. "Segmennya akan kebagidua. Yang pertama, di Indonesia, walaupun kecil, komunitas kolektor vinyl sudah ada. Di Yogya memang sudah banyak pesanan. Yang kedua, penggemar yang loyal. Kebanyakan fans kami remaja, kebanyakan dari mereka belum mengerti vinyl, tapi pengin mengoleksi," kata JRX. "Harganya Rp 350.000. Orang bisa pesan dulu sebelum rilis di pasaran, mail order awal Maret 2012. Ini bisa jadi proyek percontohan. Kalau feedback-nya bagus, mungkin bisa jadi tren," lanjutnya.

   Bagaimana pun, album piringan hitam ini diterjemahkan oleh SID sebagai pencapaian spiritual. "Memang kami suka hal-hal vintage. Ada nilai personalnya, seperti yang sudah kami jelsakan tadi. Yang ingin kami capai sekarang adalah pencapaian spiritual. Sekarang sudah jadi band, kemarin masih mikir boyband atau band," pungkas JRX.



SID Lawan Selingkuh dengan Rasa Bangga Indonesia


Mengetahui banyak anak kecil menyanyikan lagu berlirik dewasa, tak terkecuali tentang selingkuh, grup punk dari Bali, Superman Is Dead (SID), yang terdiri dari Bobby Kool (vokal dan gitar), Eka Rock (bas dan vokal latar), dan Jerinx atau JRX (drum), merasa prihatin. Kondisi itu melatarbelakangi SID untuk menyajikan kembali lagu "Aku Anak Indonesia", karya mendiang pencipta lagu anak AT Mahmud, dengan aransemen punk.
Band punk dari Bali Superman Is Dead (SID) bersama Christopher dan Kanya membawakan lagu Aku Anak Indonesia, karya AT Mahmud, dalam Fanatik, program musik Kompas di Layar Kaca, yang shootingnya dilakukan pada Rabu (22/2/2012) malam di Studio Orange, Jakarta.








"Terus terang, sudah lama kami masuk ke tahap sedikit cemas melihat anak kecil menyanyikan lagu dewasa. Ini tidak relevan. Masa anak kecil nyanyi lagu selingkuh?" ucap JRX.
Dengan mendaur ulang "Aku Anak Indonesia", SID berupaya memberi kontribusi sebesar mungkin. "Kami ingin memberi kontribusi agar anak kecil menyanyikan lagu yang cocok dengan usianya, jangan cepat dijadikan tua," kata JRX.
Sentuhan punk yang diramu lagi dengan tempo mars pada drum menjadikan lagu "Aku Anak Indonesia" terasa lebih bersemangat dibandingkan dengan versi pertamanya yang pernah dipopulerkan oleh vokalis Tasya ketika masih kanak-kanak. "Pas dikasih lagunya yang versi Tasya, kaget juga, karena ada nuansa orkestranya. Akhirnya, kami aransemen dengan cakupan yang lebih luas, supaya kalau kami manggung, semuanya bisa nyanyi bareng," jelas Bobby.
"Kebetulan ini versinya pas, diaransemen oleh Bobby. Kalau kata Pak Jan Djuhana (salah satu petinggi Sony Music Entertainment Indonesia), mirip lagu bola," tambah JRX. "Kami mengharapkan sesuatu yang kolosal," timpal Eka.